Minggu, 15 Agustus 2010

Aduh Sayang Sekali, Kenapa Yah?

Sering kali bahkan tanpa kita sadar kata-kata "Aah..", "Aduh", "Sayang sekali", "Kenapa yah?", "Koq aku dapet masalah terus?", dan kalimat-kalimat lainnya yang terkesan "Keluhan" keluar dari bibir kita. Kata-kata ringan tapi punya makna belum bisa menerima apa setulus hati apa yang sedang dialaminya, entah itu ujian dalam bentuk musibah besar atau yang kecil sekalipun.
Satu ketika seorang sahabat bertutur, "Kenapa yah koq akhir-akhir ini berbagai musibah menimpaku? Ditambah lagi teman-teman mulai kurang perhatian padaku dan aduh aku jadi tidak dipercaya. Ada yang bilang kurang perhatianlah, nggak adillah, inilah itulah. Aku jadi bingung. Padahal aku sudah berusaha berbuat apa yang aku bisa. Aku jadi sedih. Kenapa semua berakhir seperti ini?"
Seseorang yang mulanya berniatan mulia, ketika mendapat tekanan-tekanan dari sekelilingnya bisa saja mengeluarkan penuturan seperti di atas. Di satu sisi dia ikhlas menerima apa yang sedang dialaminya, tapi disisi lain ada bisikan-bisikan yang membuatnya menyesali keadaan.

Keluh kesah yang terpancar lebih disebabkan karena mengikuti dorongan hawa nafsu, tidak mampu menahan rasa pedih atau emosi batin, kurang bersyukur terhadap nikmat yang begitu banyak dibandingkan bencana yang baru menimpa, atau karena kelemahan iman terhadap qadha dan qadar, sehingga tidak memahami hikmah dibalik bencana tersebut.

Kenapa sih mesti ada musibah? Musibah itu adalah sarana ujian atas prestasi keimanan seseorang. Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang paling besar mendapat ujiannya adalah para nabi, kemudian para syuhada, kemudian orang-orang setingkat dengannya." Disamping itu, musibah merupakan sarana untuk mengukur kebenaran iman. Alloh menurunkan musibah agar kita benar-benar bisa mengukur apakah benar kita beriman atau tidak? atau bisa jadi musibah diturunkan sebagai azab atas kemaksiatan dan kekufuran agar kita menjadi jera. Bukankah diturunkannya azab di dunia lebih baik dari pada di akhirat kelak? Agar kita lebih dulu menyadari kesalahan dan dosa-dosa kita. Subhanalloh betapa cintanya Alloh pada orang-orang yang mendapat musibah dan berhasil memupuk kesabaran atas dirinya. Alloh berfirman dalam surat Ar-Rum:41, "Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar."


Kunci utama dari pemecahan masalah ini adalah sabar, yaitu menahan diri dari keluh kesah, amarah, apalagi dari harapan mendapat belas kasihan dari orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Sabar itu tatkala menghadapi ujian musibah yang pertama." Karena pada saat-saat itulah Alloh menguji iman seseorang,
apakah dia berhasil melawannya dengan mengembalikan segala urusannya pada Alloh dan memendam emosinya dalam-dalam, atau malah semakin larut dalam duka yang berkepanjangan hingga selalu merasa gelisah.
Apakah bersabar dengan memendam emosi dapat menyelesaikan masalah? Tentu saja belum. Setidaknya dengan memendam emosi, ada perasaan tenang di hati kita. Ketika perasaan tentram itu datang, akan ringanlah bagi kita untuk berpikir jernih. Ketika ujian kesabaran telah kita lewati, selanjutnya kita harus mencek dan ricek kembali apa hakikat dari musibah-musibah yang telah kita alami.
Mari kita telaah setiap permasalahan / musibah yang sedang kita hadapi, agar kita terbebas dari penyakit keluh kesah, dengan:
· Menjauhi semua penyebab timbulnya penyakit keluh kesah.
· Mempelajari akibatnya.
· Memahami makna sabar dan seluruh manfaatnya.
· Meyakini bahwa cobaan adalah takdir dari Alloh yang terbaik bagi kita, dan kelak akan terbukti hikmahnya.
· Menahan emosi semaksimal mungkin sehingga tidak menimbulkan reaksi negatif terhadap tindakan fisik.
· Jika masih ada rasa kesal, segera beranjak dari tempat duduk, ambil air wudhu dan baca istighfar sebanyak 3 kali.
· Berdoa, "Ya Alloh, selamatkanlah aku dalam musibahku ini, dan semoga engkau menggantinya dengan sesatu yang lebih baik daripada ini."
· Selalu bersyukur akan nikmat yang diterima.

Bagaimanapun musibah menuntun kita kejalan yang lebih baik dan lewat musibahlah Alloh mengabulkan do'a yang sering kita panjatkan, "Ya Alloh, tuntunlah kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhoi." Agar kita tergolong orang-orang yang beruntung dikehidupan mendatang. Semoga kita bisa mengganti kata Aduh, Sayang Sekali, Kenapa Yah? dengan kata-kata yang lebih punya makna seperti "Masya Alloh", "Astaghfirullah", dan kata-kata lain yang lebih bisa menentramkan hati kita. Wallahu a'lam bishawab. 

Bahasa Pena?

Jika cinta adalah energi, maka yang terlahir dari cinta adalah produktivitas. Pena hanya salah satu dari banyak pilihan, tergantung pada potensi masing-masing. Saya memilih pena karena profesi saya adalah seorang penulis. Karena bingkai kecintaan itu adalah cinta kepada Allah, maka saya akan menjadikan tarian pena saya sebagai ekspresi kecintaan kepada Allah. Serupa tapi tak sama akan dialami oleh teman-teman yang mahir dibidang lain, memasak, memprogram komputer dan sebagainya. Bukti cinta itu adalah produktivitas. So, jika kita tidak produktif, berarti tidak ada energi yang menggerakan, yang ujung-ujungnya, kamu tidak punya cinta. Kasiaaan deh Luuu.
Ada apa dengan cinta? Jawabnya : ada energi. Muaranya, produktivitas, optimalisasi potensi. Tentu saja yang kita usahakan adalah cinta positif, sehingga produktivitas yang tercetak adalah produktivitas yang positif pula.

Minggu, 08 Agustus 2010

Aqidah adalah Asas Amal

Imam Syahid Hasan Al Bana mendefinisikan aqidah sebagai hal-hal yang harus dibenarkan oleh hati, tenang bagi jiwa dan keyakinan yang tidak dapat digoyahkan oleh keraguan atau bercampur dengan kebimbangan.
1. Definisi Aqidah
Menurut bahasa Arab kata aqidah diartikan sebagai sesuatu yang diikat oleh hati dan jiwa manusia. Sering pula disebut sebagai hal-hal yang diyakini dan dipatuhi manusia
Dalam pengertian istilahiy, aqidah diartikan sebagai tashdiq (pembenaran) terhadap sesuatu dan diyakini tanpa ada keraguan atau kebimbangan, semakna dengan kata al iman.
Imam Syahid Hasan Al Bana mendefinisikan aqidah sebagai : hal-hal yang harus dibenarkan oleh hati, tenang bagi jiwa dan keyakinan yang tidak dapat digoyahkan oleh keraguan atau bercampur dengan kebimbangan.
Pada kenyataannya kuat atau lemahnya aqidah umat ini bermacam-macam ragamnya sesuai dengan kekuatan dalil/bukti-bukti yang mereka terima, dan yang mereka yakini.
  • Ada yang menerima dalil itu dengan talaqqi, lalu diyakini secara tradisional. Mereka ini sangat rentan terhadap syubhat yang meragukan.
  • Ada yang berfikir dan menganalisa dalil yang mereka terima, sehingga imannya menjadi semakin bertambah
  • Ada pula mereka yang terus menganalisa dan mengamalkan apa yang mereka yakini dengan senantiasa meminta pertolongan Allah, sehingga ia mendapatkan cahaya kebenaran dalam jiwanya (Q.S. 47: 17)
2. Pembagian Aqidah Islamiyyah
Aqidah Islamiyyah terbagi dalam empat bagian utama, yaitu : al Ilahiyyat (ketuhanan), an Nubuwat (kenabian), ar Ruhaniyyat (alam gaib), dan as Sam'iyyat (wahyu).
Sebaran aqidah ini terangkum dalam bagian akhir dari surah Al Baqarah/2: 285 atau yang terangkum dalam hadits Jibril ketika mendatangi Nabi Muhammad dan menanyakan kepadanya tentang Iman, Islam, Ihsan dan hari kiamat.
3. Urgensi Aqidah Islamiyyah
a.       Aqidah merupakan fondasi utama dalam bangunan Islam, dari aqidah inilah terpancar seluruh aktifitas manusia, baik berupa ucapan, perbuatan bahkan keberadaannya di dunia
b.       Akidah seseorang akan sangat menentukan kualitas amal perbuatannya, sah atau batal, diterima atau ditolak, dibalas atau terbuang sia-sia.
c.        Hati menjadi ruang bagi akidah untuk tumbuh dan berkembang,menjadi kuat atau lemah sesuai dengan faktor-faktor pendukung yang mempengaruhinya.
d.       Aqidah adalah al ashl (fundamen), dan siapapun tahu bahwa hal-hal yang fundamen jauh lebih harus diutamakan dari pada furu' (cabang-cabang) apalagi komplementer lainnya.
4. Pengaruh Aqidah bagi amal perbuatan.
a.       Amal perbuatan yang dilakukan tidak berdasarkan akidah yang benar, maka amal itu tidak diterima Allah SWT. QS. 14:18, QS. 24:39, QS:5:27
b.       Akidah yang batil akan menyebabkan semua amal perbuatan yang pernah diperbuat menjadi hangus. QS. 5:5, QS. 6:88, QS 3:21
Hubungan aqidah dan amal adalah bagaikan hubungan antara pohon dan buah, dari itulah dalam banyak ayat Al Qur'an, amal perbuatan selalu dikaitkan dengan keimanan. QS. 2:25, QS. 16:97, QS. 19: 96

Senin, 02 Agustus 2010

Ada Apa Dengan Kita

Saudaraku, saat mobil mewah dan mulus yang kita miliki tergores, goresannya bagai menyayat hati kita. Saat kita kehilangan handphone di tengah jalan, separuh tubuh ini seperti hilang bersama barang kebanggaan kita tersebut. Saat orang mengambil secara paksa uang kita, seolah terampas semua harapan.
Tetapi saudaraku, tak sedikitpun keresahan dalam hati saat kita melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah, kita masih merasa tenang meski terlalu sering melalaikan sholat, kita masih berdiri tegak dan sombong meski tak sedikitpun infak dan shodaqoh tersisihkan dari harta kita, meski disekeliling kita anak-anak yatim menangis menahan lapar. Saudaraku, ada apa dengan kita?
Saudaraku, kata-kata kotor dan dampratan seketika keluar tatkala sebuah mobil yang melaju kencang menciprati pakaian bersih kita. Enggan dan malu kita menggunakan pakaian yang terkena noda tinta meski setitik dan kita akan tanggalkan pakaian-pakaian yang robek, bolong dan menggantinya dengan yang baru.
Tetapi saudaraku, kita tak pernah ambil pusing dengan tumpukan dosa yang mengotori tubuh ini, kita tak pernah merasa malu berjalan meski wajah kita penuh noda kenistaan, kita pun tak pernah tahu bahwa titik-titik hitam terus menyerang hati ini hingga saatnya hati kita begitu pekat, dan kitapun tak pernah mencoba memperbaharuinya. Saudaraku, ada apa dengan kita?
Saudaraku, kita merasa tidak dihormati saat teguran dan sapaan kita tidak didengarkan, hati ini begitu sakit jika orang lain mengindahkan panggilan kita, terkadang kita kecewa saat orang lain tidak mengenali kita meski kita seorang pejabat, pengusahan, kepala pemerintahan, tokoh masyarakat bahkan orang terpandang, kita sangat khawatir kalau-kalau orang membenci kita, dan berat rasanya saat orang-orang meninggalkan kita.
Tetapi juga saudaraku, tidak jarang kita abaikan nasihat orang, begitu sering kita tak mempedulikan panggilan adzan, tak bergetar hati ini saat lantunan ayat-ayat Allah terdengar ditelinga. Dengan segala kealpaan dan kekhilafan, kita tak pernah takut jika Allah Yang Maha Menguasai segalanya membenci kita dan memalingkan wajah-Nya, kita pun tak pernah mau tahu, Baginda Rasulullah mengenali kita atau tidak di Padang Masyhar nanti. Kita juga, tak peduli melihat diri ini jauh dari kumpulan orang-orang sholeh dan beriman.

Saudaraku, tanyakan dalam hati kita masing-masing, ada apa dengan kita? Wallahu a'lam bishshowaab. 

Ada Apa Dengan Cinta

Suatu hari, tiga tahun yang lalu, saya sedang bete berat. Entah mengapa, dunia terasa sempit, sumpek dan menyebalkan. Padahal banyak pekerjaan yang mestinya saya selesaikan. Laporan praktikum yang bertumpuk, makalah-makalah serta seabrek PR dari banyak organisasi yang kebetulan saya ikuti. Dalam perjalanan pulang menuju kost, mata saya tiba-tiba tertumbuk pada sebuah wartel. Tanpa tahu mau menelepon siapa dan untuk apa menelepon, saya dengan linglung memasuki salah satu kabin. Sebuah nomor tiba-tiba terpencet otomatis. 8411063! “Assalamu’alaikum…” sebuah suara yang mendadak terasa merdu terdengar.
Seperti ada suntikan kesegaran yang luar biasa, mendadak semangat saya bangkit. Percakapan yang mengalir begitu saja telah mengubah dunia yang tadinya abu-abu menjadi penuh warna. Pemilik suara itu adalah seorang sahabat yang sangat dekat dengan saya. Meskipun jarang bertemu, kami yakin, ada cinta yang menginspirasikan berbagai ide mulai dari yang sederhana sampai briliyan. Cinta itu yang kami yakini menjadi pemotivator dari setiap langkah yang kian hari kian berat.
Ah, Cinta…
Saya selalu terpana dengan cinta. Membuat pikiran ini dengan susah payah membayangkan seorang Abu Bakar yang tiba-tiba berlari kesana kemari, kadang ke depan, ke samping, lantas tiba-tiba ke belakang Rasulullah. Saat itu mereka sedang dalam perjalanan hijrah menuju Madinah. Di belakang, orang-orang kafir Quraisy mengejar, bermaksud membunuh Muhammad SAW. Tentu saja sang nabi terheran-heran. Beliau pun bertanya dan dijawab oleh Abu Bakar, bahwa ketika ia melihat musuh ada di belakang, maka Abu Bakar berlari ke belakang. Jika musuh di depan, Abu Bakar lari ke depan, dan seterusnya. Abu Bakar siap menjadi tameng buat Rasulullah. Agar jika ada musuh menyerang, ia lah yang lebih dulu menerimanya.
Itulah cinta. Sama seperti ketika mereka akhirnya kecapekan dan menemukan sebuah gua. Abu Bakar melarang Rasul masuk sebelum ia membersihkan terlebih dulu. Saat membersihkan, Abu Bakar melihat 3 buah lubang. Satu lubang ia tutup dengan sobekan kain bajunya, lalu yang dua ia tutup dengan ibu jari kakinya. Rasul pun tidur di pangkuan Abu Bakar. Pada saat itulah, Abu Bakar merasakan kesakitan yang luar biasa. Ia digigit ular. Namun ia tidak mau membangunkan Rasul dan terus menahan sakit hingga air matanya menetes. Tetesan itu menimpa rasul dan terbangunlah beliau. Berkat mukzizat Rasul, sakit itu pun berhasil disembuhkan. (Sumber, ‘Berkas-berkas Cahaya Kenabian’, Ahmad Muhammad Assyaf).
Ada apa dengan cinta? Kalau Mbak Izzatul Jannah (salah seorang teman dekat juga) menjawab, “ada energi disana”. Saya sepakat dengan pendapat itu. Bukan karena beliau adalah teman dekat, tetapi karena saya telah merasakannya. Dan saya ingin berbagai cahaya dengan kalian.

Cinta Positif vs Cinta Negatif
Jujur, saya mungkin kurang ngeh jika bicara masalah cinta, karena saya belum menikah. (He…he, mohon doanya ya…). Saya pun Alhamdulillah belum sempat pacaran, karena Allah keburu ‘menyesatkan’ saya dari jalan kemaksiatan menuju jalan yang terang benderang, jalan yang kita yakini bersama kebenaran dan keindahannya. Namun justru itulah, saya lantas menikmati cinta yang sejati. Lewat para sahabat yang mengantarkan diri ini semakin hari semakin berkarat (maksudnya kadar karatnya makin tinggi, seperti logam mulia itu lho…) alias semakin baik. Serta tidak ketinggalan, cinta kepada sang pemberi kehidupan alias cinta hakiki yang tertinggi.
Seorang sahabat pernah bernasyid di depan saya, menukil sebuah nasyid yang dipopulerkan oleh SNADA.
Ingin kukatakan, arti cinta kepada dirimu dinda
Agar kau mengerti, arti sesungguhnya
Tak akan terlena dan terbawa, alunan bunga asmara
Yang kan membuat dirimu sengsara
Cinta suci luar biasa, rahmat sang pencipta
Kepada semua hamba-hambanya
Jangan pernah kau berpaling dari cinta
Cinta dari sang maha pencipta
Kau pasti tergoda…
Nyanyian itu membuat saya merenung panjang lebar. Yups, ketemu deh. Ada cinta positif, ada juga cinta negatif. Jika cinta adalah energi, maka akan muncul pula energi positif dan energi negatif.
Adanya energi membuat semua terasa ringan. Dengan energi, gampang saja si Edo misalnya, menghajar serombongan preman yang mengusili pacarnya, Dewi. Konon cinta bisa membuat si penakut menjadi pemberani. Dengan energi pula puasa ramadhan terasa begitu indah, meskipun sebulan penuh kita diperintahkan untuk tidak makan dan minum dari terbit hingga terbenam matahari.
Kendali, itu kuncinya
Energi itu akan di dihasilkan oleh reaktor hati, pembedanya adalah faktor pengendali. PLTN adalah sebuah tempat berlangsungnya reaksi nuklir yang terkendali, sehingga energi yang dilepaskan dapat menjadi komponen yang berfungsi untuk manusia. Itu energi positif.
Jika reaksi nuklir tidak terkendali, bayangkanlah ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang menewaskan ratusan ribu manusia dan menimbulkan kerugian yang luar biasa. Itu energi negatif.
Karena reaktor tersebut adalah hati, maka semua manusia pasti memilikinya. Positif atau negatif tergantung pada pengendalian manusia tersebut terhadap hati yang dimiliki.

Seperti sabda Rasulullah SAW :
“Inna fii jasadi mudhghotan Idza sholuhat sholuhal jasadu kulluhu. Waidza fasadat fasadal jasadu kulluhu. Alaa wahiyal qolbu.”
Sesungguhnya dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruhnya. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruhnya. Ingatlah bahwa ia adalah hati. (HR Bukhari Muslim).
Cinta Negatif, Apaan tuh?!
Adalah cinta yang dialirkan dari energi tak terkendali. Ini nich, cinta yang merusak. Terlahir dari syubhat dah syahwat. Ngakunya moderat, padahal kuno berat. Bagaimana tidak kuno, cinta yang lahir dari syahwat mulai ada sejak jaman bauhela, bagaimana mungkin orang yang tidak pacaran disebut sebagai ‘ketinggalan jaman?’
Cinta negatif kini telah membanjiri pasaran, menebar kemadhorotan. Remaja gelagapan dan tidak tahu jalan, akhirnya ikut-ikutan. Pacaran, free sex, kumpul kebo, selingkuh… mendadak jadi tren. Secara normatif, semua perempuan tidak mau melihat lelaki yang dicintai ngabuburit dengan perempuan lain. Namun anehnya, ia malah berdandan seseksi mungkin agar lelaki lain tertarik padanya.
Mana bisa kesetiaan dipertahankan jika syahwat dikedepankan?
Mau tahu korban dari cinta negatif? Kerusakan moral. Yap! Survey di Yogyakarta menyebutkan 97,05% mahasiswa di Yogya tidak perawan, Survey itu dilakukan kepada 1660 responden dan hanya 3 orang yang mengaku belum melakukan aktivitas seks termasuk masturbasi! Astaghfirullah. Terlepas dari pro dan kontra tentang kashahihan hasil survey itu, jelas… data yang tercatat menunjukan sebuah ketakutan yang luar biasa bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke Yogya.
Cinta negatif telah menjelma menjadi teroris! Bukan hanya cinta yang mengeksploitasi seks, juga cinta kepada tahta dan harta yang membuat manusia berubah menjadi serigala yang sanggup tertawa-tawa ketika mengunyah bangkai rekan sendiri.
Menggapai Cinta Positif
Cinta positif adalah cinta yang frame-nya adalah cinta karena Allah. Cinta kepada Allah sebagai cinta yang hakiki, sedang cinta kepada selain Allah dilaksanakan dalam rangka ketaatan kepada Allah. Jika diatas disebutkan bahwa kata kuncinya adalah ‘kendali hati’, maka jelas, untuk menggapai cinta positif, hati harus pertama kali ditundukan. Jika hati telah ditundukkan maka akan bisa kita kendalikan. Jika hati terkendali, yakin deh, seluruh jasad dan akal kita pun mampu selaras dengan sang panglimanya tersebut.
Bahasa Pena?
Jika cinta adalah energi, maka yang terlahir dari cinta adalah produktivitas. Pena hanya salah satu dari banyak pilihan, tergantung pada potensi masing-masing. Saya memilih pena karena profesi saya adalah seorang penulis. Karena bingkai kecintaan itu adalah cinta kepada Allah, maka saya akan menjadikan tarian pena saya sebagai ekspresi kecintaan kepada Allah. Serupa tapi tak sama akan dialami oleh teman-teman yang mahir dibidang lain, memasak, memprogram komputer dan sebagainya. Bukti cinta itu adalah produktivitas. So, jika kita tidak produktif, berarti tidak ada energi yang menggerakan, yang ujung-ujungnya, kamu tidak punya cinta. Kasiaaan deh Luuu.
Ada apa dengan cinta? Jawabnya : ada energi. Muaranya, produktivitas, optimalisasi potensi. Tentu saja yang kita usahakan adalah cinta positif, sehingga produktivitas yang tercetak adalah produktivitas yang positif pula.

Bosan Hidup

Seorang pria mendatangi Sang Master, "Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati."
Sang Master tersenyum, "Oh, kamu sakit."
"Tidak Master, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati."
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Master meneruskan, "Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, 'Alergi Hidup'. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan."
Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.
Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah-tangga, bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.
"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku." demikian sang Master.
"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup." pria itu menolak tawaran sang guru.
"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?"
"Ya, memang saya sudah bosan hidup."
"Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang."
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Master yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh Master edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Begitu rileks, begitu santai!
Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau.
Suasananya santai banget!
Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, "Sayang, aku mencintaimu."
Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi.
Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Sang istripun merasa aneh sekali Selama ini, mungkin aku salah. "Maafkan aku, sayang."
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda.
Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya. Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan.
Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu."
Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Pi, maafkan kami semua. Selama ini, Papi selalu stres karena perilaku kami."
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
Ia mendatangi sang Guru lagi.

Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan.
Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan."
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP!!!
Hidup?
Bukanlah merupakan suatu beban yang harus dipikul?. Tapi merupakan suatu anugrah untuk dinikmati

Minggu, 01 Agustus 2010

Wawasan Bimbingan dan Konseling


A.      Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Dalam pengertian tersebut tersimpul hal-hal pokok bahwa :
-        Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan
-        Pelayanan Bimbingan dan konseling dilakukan melalui kegiatan secara perorangan dan kelompok
-        Arah kegiatan Bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik untuk dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal
-        Ada empat bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
-        Pelayanan Bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui jenis-jenis layanan tertentu, ditunjang sejumlah kegiatan pendukung
-        Pelayanan Bimbingan dan konseling harus didasarkan pada norma-norma yang berlaku
B.      Tujuan Bimbingan dan Konseling
-        Tujuan umum Bimbingan dan konseling adalah memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi mereka secara optimal.
-        Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan yang mengarah keefektifan hidup sehari-hari dengan memperhatikan potensi peserta didik
-        Lebih khusus lagi, tujuan-tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk kompetensi
C.      Fungsi Bimbingan dan Konseling
Pelayanan Bimbingan dan konseling mengemban 4 fungsi, yaitu :
-        Fungsi pemahaman
-        Fungsi pencegahan
-        Fungsi pengentasan, termasuk ke dalamnya fungsi advokasi
-        Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
D.      Prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip-prinsip Bimbingan dan konseling berkenaan dengan :
-        Sasaran layanan
-        Permasalahan yang dialami individu
-        Program pelayanan
-        Tujuan dan pelaksanaan pelayanan
E.      Azas Bimbingan dan Konseling
-        Asas-asas Bimbingan dan konseling meliputi :
-        Asas kerahasiaan
-        Asas kesukarelaan
-        Asas keterbukaan
-        Asas kegiatan
-        Asas kemandirian
-        Asas kedinamisan
-        Asas keterpaduan
-        Asas kenormatifan
-        Asas keahlian
-        Asas alih tangan kasus
-        Asas tut wuri handayani
F.      Paradigma
Paradigma Bimbingan dan konseling mengacu kepada pelayanan yang bersifat piko paedagogis dalam bingkai budaya dan religius.

A.      Mekanisme penanganan siswa bermasalah di sekolah

B.      Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Kegiatan Bimbingan dan konseling diarahkan kepada :
1)       Terpenuhinya tugas-tugas perkembangan peserta didik di setiap tahap perkembangan mereka
2)      Dalam upaya mewujudkan tugas-tugas perkembangan itu, kegiatan bimbingan dan konseling mendorong peserta didik mengenal diri dan lingkungan, mengembangkan diri dan sikap positif mengembangkan arah karir dan masa depan.
3)      Kegiatan bimbingan dan konseling meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir
C.      Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah
Secara konkrit diarahkan kepada pengembangan berbagai kompetensi peserta didik. Kompetensi yang
akan dikembangkan itu dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1)       Tugas Perkembangan
2)       Bimbingan Pribadi, sosial, belajar, dan karir
3)       Kompetensi
4)       Materi bimbingan dan konseling
5)       Kegiatan bimbingan dan konseling, meliputi : layanan, pendukung, penilaian


A.      Program Bimbingan dan Konseling
1)      Program Bimbingan dan Konseling di sekolah yang perlu disusun adalah program tahunan yang mencakup program semesteran dan laporan bulanan. Laporan bulanan mencakup rekap agenda mingguan yang selanjutnya dijabarkan menjadi agenda kegiatan harian.
2)      Unsur-unsur Program Bimbingan dan Konseling meliputi kebutuhan peserta didik, jumlah siswa yang menjadi tanggung jawab guru pembimbing, bidang-bidang bimbingan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, volume dan frekuensi layanan, waktu (kapan dan lamanya) kegiatan serta perkiraan penggunaan dana/ prasarana
3)      Tahap-tahap pelaksanaan program adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian, analisis hasil penilaian, dan tindak lanjut. 
B.      Muatan pendidikan budi pekerti  pendidikan nilai-nilai dalam Bimbingan dan Konseling
Secara langsung pelayanan Bimbingan dan Konseling memuat materi pendidikan budi pekerti :
1)      Budi pekerti diperlukan dalam semua bidang kehidupan, yaitu kehidupan pribadi, social, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan beragama
2)      Program Bimbingan dan Konseling mengadopsi materi pendidikan budi pekerti. Sebagaimana dituntut dalam pencapaian tugas-tugas perkembangan peserta didik.
3)      Setiap layanan bimbingan dan konseling mengintegrasikan di dalamnya materi pendidikan budi pekerti, berupa suasana yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan dan suasana normatif dalam proses pelayanan. Di samping itu layanan tertentu dalam bimbingan dan konseling dapat dimuati secara khusus materi pendidikan budi pekerti yang dikehendaki. Lebih jauh,pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah harus menjadi teladan bagi peserta didiknya.
C.      Pengelolaan Bimbingan dan Konseling Pendidikan 
1)      Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan oleh suatu organisasi dengan guru pembimbing (di SMP dan SMA) dan guru kelas (di SD) sebagai pelaksana utamanya. Dalam organisasi tersebut selain ada guru pembimbing / guru kelas, ada pula pimpinan sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran/praktik, wali kelas, dan staf administrasi yang masing-masing memiliki perannya sendiri.
2)      Pengelolaan bimbingan dan konseling dilengkapi fasilitas yang diperlukan, yaitu ruang kerja, peralatan instrumentasi, peralatan administrasi dan sarana pendukung lainnya.
3)      Karena bimbingan dan konseling merupakan sumber / bank data yang mendukung semua kegiatan pembelajaran di sekolah, maka dapat didukung dengan tenaga administratif.
4)      Dalam pengelolaan bimbingan dan konseling, kegiatan kepengawasan secara khusus diselenggarakan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling
5)      Pengelolaan yang efektif diarahkan kepada terwujudnya akuntabilitas yang tinggi dari kegiatan bimbingan dan konseling secara menyeluruh dan pengembangannya.